Get Gifs at CodemySpace.com

Kamis, 21 Februari 2013

Kiswah Ka’bah di Masa Islam

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya tidak memberi kiswah Ka’bah sebelum penaklukan kota Mekah. Karena orang-orang kafir tidak mengizinkan mereka melakukan hal tersebut. Ketika Mekah telah ditaklukkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengganti kiswah, hingga kiswah terbakar disebabkan oleh wanita yang ingin mengasapi kiswah dengan wewangian.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggantinya dengan kain buatan Yaman. Kemudian pada masa khilafah Abu Bakar radhiallahu ‘anhu, Umar radhiallahu ‘anhu, dan Utsman radhiallahu ‘anhu, mereka memasang kiswah dari kain Qubathi (kain berwarna putih halus buatan Mesir).
Dalam riwayat yang shahih, bahwa Mu’awiyah radhiallahu ‘anhu mengganti kiswah Ka’bah dua kali dalam setahun, di hari Asyura dengan kain sutera dan di akhir bulan Ramadhan dengan kain Qubathi. Kemudian Yazid bin Mu’awiyah, Ibnu Zubair, Abdul Malik bin Marwan memasang kiswah dengan kain sutera, dan Ka’bah diberi kiswah 2x dalam setahunh; kiswah dan kain sutera dan kiswah dari kain Qubathi, sutera yang terlebih dahulu dijahit dipasang pada hari tarwiyah, dan kain sutera yang tidak dijahit dipasang pada hari Asyura, setelah jemaah haji meninggalkan Mekah, agar mereka tidak merobeknya. Dan kiswah dari sutera ini tetap berada di Ka’bah hingga hari ke 27 Ramadhan, selanjutnya diganti dengan kiswah yang terbuat dari kain Qubathi untuk menyambut Idul Fitri.
Pada masa khilafah al-Ma’mun, kiswah diganti sebanyak 3x dalam setahun. Pada hari tarwiyah dipasang kiswah dari kain sutera berwarna merah. Di awal bulan Rajab dipasang kiswah dari kain Qubathi, dan di hari ke-27 bulan Ramadhan dipasang kiswah dari kain sutera berwarna putih.
Ketika al-Ma’mun tahu bahwa pada musim haji kiswah dari kain sutera berwarna putih sering dicabik, ia memerintahkan untuk dipasang kiswah keempat yang berwarna putih juga. Kemudian an-Nashir al-Abbasi memberi kiswah dengan kain berwarna hijau, kemudian kain yang berwarna hitam. Sejak hari itu kiswah dengan kain berwarna hitam terus dipertahankan.
Setelah runtuhnya masa daulah Bani Abbasiyah, raja pertama yang memasang kiswah adalah raja al-Muzhaffar, yang berkedudukan di Yaman (tahun 659). Ia yang terus memberi kiswah selama beberapa tahun dengan raja-raja Mesir.
Penguasa Mesir yang pertama memberi kiswah setelah runtuhnya pemerintahan Bani Abbasiyah adalah raja az-Zhahir Baybras al-Bunduqdari tahun 661 H. Dan pada tahun 751 H raja Shalih Ismail bin raja an-Nashir Muhammad bin Qalawun raja Mesir, menetapkan wakaf khusus untuk kiswah Ka’bah bagian luar yang berwarna hitam satu kali setiap tahun, dan kiswah berwarna hijau untuk kamar tempat kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam satu kali dalam 5 tahun. Tetapi pada masa al-Khudeiwi “Muhammad Ali”, wakaf tersebut dibatalkan pada permulaan abad ke 13 Hijriyah, dan kiswah dibuat dengan anggaran negara. Turki dari bani Utsman bertanggung jawab memberi kiswah Ka’bah bagian dalam.
Pada tahun 810 H, dibuat kain penutup yang bermotif ukuran yang dipasang pada bagian luar Ka’bah, yang dinaakan “al-Burqu.” Pembuatan ini terhenti dari tahun 816-818 H, kemudian dimulai kembali pada tahun 819 H hingga sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar